NURULEKA.COM - Di tengah riuhnya kota dan hiruk pikuk orang berlalu lalang, ada satu sosok yang kerap muncul di taman-taman kota, tempat wisata murah, atau sekadar sudut trotoar yang ramai anak kecil: seorang ibu berusia 65 tahun, mengenakan topi lebar dan senyum tak pernah padam. Namanya Ibu Rahayu, penjual sabun balon.
Mungkin bagi sebagian orang, sabun balon hanyalah mainan sederhana. Tapi bagi anak-anak, ia adalah tawa, kebahagiaan, dan memori indah. Dan bagi Ibu Rahayu, sabun balon adalah jalan penghidupan—sekaligus perantara ia membagikan semangat, cinta, dan cerita masa kecil yang tak pernah ia relakan untuk hilang.
Perjalanan Seorang Ibu: Dari Tukang Cuci Hingga Penjual Sabun Balon
Ibu Rahayu dulunya adalah tukang cuci di kompleks perumahan. Tapi seiring usia menua dan tenaga tak lagi sekuat dulu, ia mencari cara lain untuk tetap bisa menghidupi diri dan membantu cucunya yang masih sekolah. Maka ia memilih berjualan sabun balon.
"Saya ingin tetap berguna, Nak," katanya suatu sore saat diwawancarai tim Nuruleka.com.
"Saya enggak mau hanya duduk-duduk menunggu tua. Hidup harus terus diperjuangkan sampai akhir."
Sabun Balon dan Drama Kehidupan
Setiap pagi, Ibu Rahayu menyiapkan alat tiup, cairan sabun racikannya sendiri, dan beberapa botol sabun balon isi ulang. Kadang ia keliling dengan angkot, kadang hanya duduk manis di dekat taman bermain.
Tapi tak semua hari berjalan manis.
Pernah suatu ketika hujan turun deras saat ia baru saja mulai berjualan. Anak-anak kabur, orang tua ikut panik, dan dagangannya pun basah semua.
Pernah juga ia diusir oleh satpam pusat perbelanjaan karena dianggap mengganggu.
Namun, semangatnya tak pernah surut.
"Saya ini ibu. Dari dulu terbiasa sabar. Sabar menghadapi anak, sabar menghadapi hidup. Yang penting halal."
Begitu katanya, sambil meniupkan sabun balon ke udara.
Bukan Sekadar Mainan: Balon Sabun adalah Harapan
Meski terlihat sederhana, Ibu Rahayu menjadikan setiap balon sabun yang melayang sebagai pengingat akan kebahagiaan yang pernah dan akan terus ada.
Anak-anak yang datang menghampiri tak sekadar membeli, mereka juga membawa tawa, pertanyaan lucu, bahkan cerita kecil tentang sekolah dan keluarga. Kadang mereka datang bersama orang tua, dan beberapa orang tua itu justru meneteskan air mata—teringat masa kecil mereka sendiri.
"Balon sabun ini, ringan. Tapi bisa membawa kenangan berat yang indah," ucap Ibu Rahayu sambil tertawa kecil.
Motivasi dari Ibu Rahayu: Usia Boleh Tua, Semangat Jangan Padam
Dari Ibu Rahayu, kita belajar bahwa perjuangan mencari nafkah tidak selalu tentang besar kecilnya uang. Tapi tentang niat, ketekunan, dan keberanian untuk tetap hidup bermakna, meski di usia senja.
"Selagi bisa jalan, saya akan terus jualan. Saya ingin hidup saya tetap punya arti. Kalau Tuhan kasih napas, saya akan terus meniup balon ini untuk anak-anak."
Sebuah Cerita, Sebuah Inspirasi
Cerita Ibu Rahayu bukan hanya tentang penjual sabun balon. Tapi tentang cinta pada kehidupan, tentang kekuatan perempuan, dan tentang keceriaan masa kecil yang tak boleh padam.
Di balik setiap balon sabun yang melayang, tersimpan perjuangan yang tak terlihat—dan semoga, menyentuh hati kita untuk lebih menghargai setiap senyuman sederhana yang kita temui di jalan.
Komentar0