NURUL EKA - Merayakan Hari Kartini, kita tidak hanya mengenang sejarah, tapi juga melihat perempuan masa kini yang menginspirasi. Ini dia 5 tokoh perempuan Indonesia yang menggetarkan dunia!
Saat Hari Kartini tiba, ingatan kita otomatis tertuju pada sosok R.A. Kartini—ikon emansipasi perempuan Indonesia. Namun, semangat Kartini tidak berhenti di masa lampau. Ia terus hidup, mewujud dalam aksi dan suara para perempuan masa kini yang mendobrak batas dan membuktikan bahwa perempuan Indonesia punya daya guncang di kancah nasional hingga global.
Berikut adalah lima tokoh perempuan Indonesia yang bukan hanya inspiratif, tapi juga merepresentasikan keberanian, kecerdasan, dan keteguhan hati dalam menghadapi dunia yang seringkali tak ramah bagi perempuan.
1. Najwa Shihab – Suara Kritis yang Tak Pernah Padam
Sebagai jurnalis dan pendiri Narasi, Najwa Shihab membawa isu-isu penting ke permukaan, terutama yang menyangkut keadilan dan kesetaraan.
"Diam bukan pilihan ketika ada ketidakadilan."
— Najwa Shihab
Najwa tidak hanya bicara soal perempuan, tapi juga memperjuangkan ruang publik yang lebih sehat dan terbuka. Ia membuktikan bahwa media bisa menjadi alat perjuangan, bukan hanya penyampai berita.
2. Sri Mulyani Indrawati – Strategi Cerdas Sang Pengelola Negara
Menteri Keuangan yang diakui dunia ini menunjukkan bahwa perempuan juga bisa menjadi pilar ekonomi negara.
"Perempuan yang mandiri secara ekonomi punya daya tawar yang lebih kuat."
— Sri Mulyani
Dengan kepemimpinannya, Sri Mulyani menghapus stereotype bahwa perempuan tidak cocok di sektor keuangan dan kebijakan makro.
3. Butet Manurung – Kartini di Hutan-Hutan Nusantara
Tak banyak yang mengenal Butet, namun perjuangannya dalam dunia pendidikan sangat luar biasa. Ia mendirikan Sokola Rimba untuk mengajar anak-anak suku terasing di pelosok Indonesia.
"Pendidikan bukan tentang gedung, tapi tentang perubahan."
— Butet Manurung
Butet mengingatkan kita bahwa perjuangan tidak harus selalu di depan kamera. Kadang, ia terjadi di tengah hutan, di antara suara alam dan harapan anak-anak.
4. Tri Rismaharini – Kepemimpinan Berbasis Hati
Risma, mantan Wali Kota Surabaya dan kini Menteri Sosial, dikenal dengan gaya kepemimpinan tegas namun penuh empati. Ia membuktikan bahwa hati dan logika bisa berjalan seiring dalam kepemimpinan.
"Jangan takut menangis, selama itu untuk kebaikan orang banyak."
— Tri Rismaharini
5. Ayu Kartika Dewi – Menyatukan Indonesia Lewat Toleransi
Sebagai pendiri SabangMerauke, Ayu memperjuangkan nilai toleransi, keragaman, dan perdamaian lewat program pertukaran pelajar lintas budaya.
"Kalau kita tidak memulai dari anak-anak, kapan lagi kita akan punya Indonesia yang damai?"
— Ayu Kartika Dewi
Refleksi Hari Kartini: Lebih dari Sekadar Baju Kebaya
Hari Kartini seharusnya tak berhenti di simbol dan seremonial. Ia adalah momen untuk mengingat bahwa perempuan Indonesia bisa jadi apapun—jurnalis, ekonom, guru, pemimpin, atau agen perdamaian.
Perempuan hari ini tidak hanya memperjuangkan akses, tapi juga kebermaknaan. Mereka tidak sekadar hadir, tapi benar-benar mengubah dunia.
Jangan hanya mengenang Kartini. Mari hidupkan semangatnya dalam diri kita masing-masing—dalam karya, kata, dan aksi nyata. Karena perempuan Indonesia tak pernah kekurangan sosok inspiratif. Yang kurang hanyalah ruang untuk mendengarkan mereka.