NURULEKA.COM - Di tengah dinamika politik Indonesia yang terus berkembang, peran generasi muda menjadi sorotan utama. Sebagai kelompok demografis terbesar dalam daftar pemilih, pemuda memiliki potensi signifikan dalam menentukan arah kebijakan dan kepemimpinan nasional. Namun, sejauh mana ketertarikan mereka terhadap politik? Apakah mereka hanya menjadi penonton, atau siap menjadi aktor perubahan? (Sumber)
Ketertarikan yang Meningkat
Survei terbaru dari Katadata Insight Center (KIC) yang dilakukan pada Oktober 2023 menunjukkan bahwa 59,8% anak muda Indonesia tertarik dengan politik, dengan rincian 52% mengaku tertarik dan 7,8% sangat tertarik. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan survei sebelumnya oleh CSIS pada 2021, di mana hanya sekitar 15% pemuda yang berminat mencalonkan diri dalam politik formal. (Sumber)
Lebih lanjut, 77,5% responden percaya bahwa partisipasi dalam politik dapat berkontribusi terhadap perumusan kebijakan publik di Indonesia. Hal ini mencerminkan optimisme dan kesadaran pemuda akan pentingnya keterlibatan dalam proses politik. (Sumber)
Tantangan Partisipasi Aktif
Meskipun ketertarikan meningkat, partisipasi aktif pemuda dalam politik formal masih rendah. Survei KIC menunjukkan bahwa hanya 8,7% pemuda yang berminat menjadi anggota partai politik, dan 6,9% lainnya tertarik menjadi politisi atau calon legislatif. Hal ini menunjukkan adanya hambatan struktural dan persepsi negatif terhadap institusi politik yang perlu diatasi. (Sumber)
Selain itu, bentuk partisipasi politik yang paling umum di kalangan pemuda adalah menggunakan hak pilih saat pemilu (87,2%), diikuti dengan diskusi politik (18,6%) dan mengikuti pendidikan politik melalui seminar atau diskusi (16%). Ini menunjukkan bahwa meskipun minat ada, keterlibatan dalam struktur politik formal masih terbatas. (Sumber)
Peran Media Sosial dan Konten Digital
Media sosial memainkan peran penting dalam membentuk ketertarikan politik pemuda. Survei KIC menemukan bahwa 71,4% anak muda menyukai konten politik berupa video pendek, dengan Instagram (66,2%) menjadi platform utama untuk mengakses informasi politik. Ini menunjukkan bahwa pendekatan komunikasi politik perlu disesuaikan dengan preferensi media dan format yang digemari generasi muda. (sumber)
Menuju Partisipasi yang Lebih Aktif
Untuk mendorong partisipasi politik pemuda yang lebih aktif, diperlukan langkah-langkah strategis:
-
Reformasi Partai Politik: Partai politik perlu membuka ruang bagi pemuda dengan memberikan kuota pencalonan khusus dan menciptakan mekanisme yang mendukung partisipasi mereka. (Sumber)
-
Pendidikan Politik: Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan politik melalui seminar, diskusi, dan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan generasi muda.
-
Pemanfaatan Media Sosial: Menggunakan platform digital untuk menyebarkan informasi politik yang menarik dan edukatif, sesuai dengan preferensi konsumsi media pemuda.
-
Penguatan Organisasi Kepemudaan: Mendorong keterlibatan pemuda dalam organisasi masyarakat dan kepemudaan sebagai langkah awal menuju partisipasi politik formal.
Kesimpulan
Ketertarikan pemuda Indonesia terhadap politik menunjukkan tren positif di awal tahun 2025. Namun, untuk mengubah ketertarikan menjadi partisipasi aktif, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk partai politik, lembaga pendidikan, dan media. Dengan menciptakan ekosistem politik yang inklusif dan responsif terhadap kebutuhan generasi muda, Indonesia dapat memanfaatkan potensi besar pemuda sebagai agen perubahan dan pilar demokrasi yang kuat.
Artikel ini disusun berdasarkan data survei dari Katadata Insight Center (KIC) dan CSIS, serta sumber terpercaya lainnya. (Sumber)
Komentar0